puisi ku

Hidup

Diam hening dipinggir surau
Terdengar senandung suara parau
Riak air mengalir bening
Seia cahaya terang

Jejak-jejak tak jelas kacau
Menyatu bumi berhimpit jasad
Walau resah kurasa silau
Namun tetap ku harus tekad

Ribuan mimpi datang mengawang
Namun tak ada satu terbayang
Kala ku rapuh tak bergeming
Namun pasti ku kan jelang



Kegelapan

Detak-detak waktu nyaring
Menyeruak kabut yang kelam
Meraba-raba tiada kutemu
Sepenggal titik cahaya

Galau hati menderu
Kegelisahan malam menjadi
Angin resah kian mengamuk
Asa yang hilang ditelan angan

Gemuruh naungan semakin menggelegar
Jeritan jiwa bagai menyayat langit
Allahu akbar…allahu akbar
Hanya engkau keteduhan yang ada

1 komentar:

Rizky Sopiyandi mengatakan...

Dan dihari ini...
Aku memohon Tuhan tunjukan kekuasaan
Karena ku tau terlalu bosan keluh ini berteman dengan hati
Bangun harapanku dalam keringnya jiwa akan kepercayaan

Dan dihari ini...
Munajatku setia di pagi buta
Gagahnya langit, alam raya perkasa ingatkan diri
Sabda bumi adalah pesan nyata dari-Nya
bahwa ini bukan yang kucari
tak lain hanya warna tuk menambah eloknya cerita

Dan dihari ini..
Suara komunal menjadi harmoni tua
Yang selalu teriakan hakihat mimpi abadi
Ku biarkan mereka tertawa bangga,
Ku biarkan bernyanyi bahagia
Dan lihatlah keikhlasan yang tak mampu ku definisikan

Dan dihari ini..
Ku urungkan pedang yang telah kuhunuskan
Mulai hari ini.. hingga nanti.

Posting Komentar